22 November 2011

KENAPA AKU DIUJI? KENAPA AKU DIUJI?

KENAPA AKU DIUJI?
Adakah patut kamu menyangka bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cubaan) seperti yang telah berlaku kepada orang orang yang terdahulu daripada kamu? Mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan hartabenda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (oleh ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: Bilakah (datangnya) pertolongan Allah?" Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada ugama Allah).
(Al-Baqarah: 214)

Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta."
(Al-Ankabut: 2-3)

Dan demi sesungguhnya! Kami tetap menguji kamu (wahai orang-orang yang mengaku beriman) sehingga ternyata pengetahuan Kami tentang adanya orang-orang yang berjuang dari kalangan kamu dan orang-orang yang sabar (dalam menjalankan perintah Kami); dan (sehingga) Kami dapat mengesahkan (benar atau tidaknya) berita-berita tentang keadaan kamu. (Muhammad: 31)

Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
(at-Taghaabun: 11)

Dan janganlah engkau menujukan pandangan kedua matamu dengan keinginan kepada apa yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka yang kafir itu menikmatinya, yang merupakan keindahan kehidupan dunia ini, untuk Kami menguji mereka padanya; sedang limpah kurnia Tuhanmu di akhirat lebih baik dan lebih kekal.
(Taha: 131)

Sesungguhnya Tuhanmu tetap mengawas dan membalas, (terutama balasan akhirat)
(Dalam pada itu manusia tidak menghiraukan balasan akhirat), oleh yang demikian, maka kebanyakan manusia apabila diuji oleh Tuhannya dengan dimuliakan dan dimewahkan hidupnya, (ia tidak mahu bersyukur tetapi terus bersikap takbur) serta berkata dengan sombongnya: "Tuhanku telah memuliakan daku!"
Dan sebaliknya apabila ia diuji oleh Tuhannya, dengan disempitkan rezekinya, (ia tidak bersabar bahkan ia resah gelisah) serta merepek dengan katanya: "Tuhanku telah menghinakan daku!"
Jangan demikian, (sebenarnya kata-kata kamu itu salah). Bahkan (perbuatan kamu wahai orang-orang yang hidup mewah, lebih salah lagi kerana) kamu tidak memuliakan anak yatim, (malah kamu menahan apa yang Ia berhak menerimanya);
(Al-Fajr: 14-17)

Maka apabila manusia disentuh oleh sesuatu bahaya, ia segera berdoa kepada Kami; kemudian apabila Kami memberikannya sesuatu nikmat (sebagai kurnia) dari Kami, berkatalah ia (dengan sombongnya): "Aku diberikan nikmat ini hanyalah disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku". (Tidaklah benar apa yang dikatakannya itu) bahkan pemberian nikmat yang tersebut adalah ujian (adakah ia bersyukur atau sebaliknya), akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat itu).
(Az-Zumar: 49)

KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.
(Al-Baqarah: 216)

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(Al-Baqarah: 286)

BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

Wahai sekalian orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan (untuk menghadapi susah payah dalam menyempurnakan sesuatu perintah Tuhan) dengan bersabar dan dengan (mengerjakan) sembahyang; kerana sesungguhnya Allah menyertai (menolong) orang-orang yang sabar.
(Al- Baqarah :153)

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk
(Al-Baqarah: 45)

Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar
(Al- Baqarah:155)

Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).
(Al-Imran: 200)

(Sebenarnya) apa yang ada pada kamu akan habis dan hilang lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah tetap kekal; dan sesungguhnya Kami membalas orang-orang sabar dengan memberikan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka telah kerjakan.
(Al-Nahl: 96)

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

Sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya.
(Al-Kahf: 17)

Cukuplah bagiku Allah (yang menolong dan memeliharaku), tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; kepadaNya aku berserah diri, dan Dia lah yang mempunyai Arasy yang besar.
(At-Taubah: 129)

AKU DAH TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!!

... ..dan jgnlah kamu berputus asa drp rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir.
(Yusuf: 12)

MENGAPA AKU DIUJI

Sebuah kisah nyata, seperti dituturkan seorang Bunda kepada penulis, semoga kita bisa mengambil hikmahnya…

Kebahagiaan meliputi hati Ibu Rahma (bukan nama sebenarnya). Telah lahir buah hatinya yang didamba. Ditatapnya lembut, dibelainya Bayi mungil dalam pelukan, tak ingin ia lepas, walau hanya sekejap…

Hari-hari sebagai Ibu dijalaninya penuh suka cita. Kasih sayang penuh tercurah untuk sang buah hati… Sang Bayi tumbuh lucu dan menggemaskan. Menginjak usia 11 bulan, bahkan ia sudah pandai berjalan. Bukan main senangnya hati Sang Bunda.

Suatu hari Anaknya mengalami demam tinggi. Ibu Rahma segera membawanya ke Dokter. Namun setelah dua hari diberi obat, demamnya tak kunjung reda, Ibu Rahma memutuskan membawa Anaknya ke Rumah Sakit terdekat.

Sesampainya di Rumah sakit, pihak Rumah sakit menyarankan agar anaknya diopname. Ibu Rahma diminta mengurus administrasi terlebih dahulu, membayar biaya perawatan. Proses administrasi cukup lama, sementara Anaknya masih belum ditangani oleh Dokter karena menunggu selesainya pembayaran administrasi.

Urusan administrasi selesai, Dokter datang menangani anaknya. Ternyata Anak Ibu Rahma telah menghembuskan nafas terakhir… “Anak Ibu tak tertolong lagi…” demikian penjelasan Dokter kepada Ibu Rahma.

Ibu Rahma menjerit pilu. Hatinya pedih tiada terperi. Rasa penyesalan berkecamuk di dada. Ia merasa dirinyalah penyebab kematian Sang Anak. Ia sangat menyesal telah membawa ke Rumah Sakit itu, bukan ke Dokter langganannya. "Akulah yang membunuh anakku, akulah yang membunuh Anakku!" Kalimat ini terus menggema dipikirannya.

Duka Sang Bunda teramat dalam. Jiwanya terguncang hebat. Semangat hidupnya pun lenyap. Bahkan ia tak ingat lagi siapa dirinya. Setiap hari ia menyalahkan diri sendiri. Ia menjadi sangat sensitif bila mendengar tangis Bayi. Apabila melihat Anak kecil, Ibu Rahma segera berlari merebut Anak kecil itu untuk dipeluknya. Suaminya sangat prihatin dengan keadaannya. Berbagai nasehat diberikannya untuk Sang Istri tercinta, Ustadz pun rutin didatangkan untuk menasihati Ibu Rahma, namun belum jua membuahkan hasil.

Dua bulan berlalu sudah… suatu hari Ibu Rahma mendengar suara tangisan Bayi di depan rumahnya. Mendengar suara tangis Bayi, ia segera lari menghampiri. Dilihatnya seorang Ibu muda membawa Bayi dalam gendongan. Si Bayi yang sedang menangis diambil oleh Ibu Rahma, lalu disusui. Tangis Si Bayi berhenti. Menurut Ibu Si Bayi, ia sedang dalam perjalanan menunggu kendaraan umum. Karena kasihan, Ibu Rahma menawarkan kepada Ibu muda itu untuk beristirahat di rumahnya. “Menginap saja di rumah saya,” ajaknya. Si Ibu pun setuju.

Keesokan pagi Ibu Rahma mendapati Si Ibu muda telah pergi meninggalkan rumahnya, pergi meninggalkan sang Bayi di rumahnya! Kegembiraan menyeruak di dada, air mata membasahi pipinya, Allah telah memberinya seorang Bayi sebagi pengganti Anaknya…

Beberapa waktu kemudian kabar gembira kembali menghampirinya, Ibu Rahma dinyatakan positif hamil. Rasa syukur dipanjatkan Ibu Rahma kepada Allah, segala kepedihan telah sirna, berganti dengan kebahagiaan tak terhingga…

***

Anak, harta terindah kita. Keceriaan Anak adalah kebahagiaan Bunda. Kesedihan Anak adalah duka bagi Bunda. Kehilangan Anak merupakan ujian yang sangat berat, duka nestapa bagi Bunda. Betapa besar kasih sayang Ibu kepada Anaknya, tapi Subhanallah… ternyata kasih sayang Allah kepada Hamba-Nya jauh lebih besar, melebihi kasih sayang Ibu kepada Anaknya.

Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Selalu ada hikmah tersimpan di balik setiap ujian-Nya. Ujian diberikan Allah kepada hamba-Nya tiada lain sebagai pengugur dosa, sebagai peningkat derajat di sisi Allah, sebagai penguat iman kita. "Ingatlah Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al Baqarah [2] : 286)

Sikap terbaik seorang Mukmin dalam menghadapi ujian adalah dengan bersabar dan ridha dengan segala ketetapan-Nya. Dalam hadist Qudsi, Allah SWT berfirman:
"Wahai anak Adam! Apabila engkau terus bersabar (bila hilangnya sesuatu dari dirimu, dan engkau mengharapkan pahala dari-Ku, maka Aku tidak rela membalasmu dengan balasan yang lebih rendah dari Surga."

Rasulullah Saw bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang Mukmin. Karena semua urusan orang Mukmin itu penuh kebaikan. Hal ini tidak akan terjadi pada orang lain, kecuali orang Mukmin saja. Jiak ia mendapat kesenangan ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ditimpa kesulitan, ia bersabar, maka hal itu pun menjadi kebaikan baginya." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah saw bersabda, "Orang Mukmin, laki-laki atau perempuan, akan senantiasa diuji oleh Allah, dengan ujian akan dirinya, Anaknya, atau hartanya sehingga dia menghadap Allah SWT tanpa membawa dosa sedikit pun." (HR. Imam Tirmidzi)

Semoga kita semua diberikan kesabaran tiada bertepi dalam menjalani ujian yang kerap menyapa, sehingga saat kelak kita mengahadap-Nya, diri kita telah dibersihkan dari segala dosa, dan dengan rahmat-Nya kita dapat menginjakkan kaki di surga-Nya… Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin.

No comments: